Iklan Bola Susu
Resep camilan bola-bola susu yang umumnya berwarna-warni ini hampir pasti tidak akan ditolak anak-anak.
Pemesanan masih melayani secara online dan menggunakan reseller sebagai supplier yang menjual produknya diberbagai wilayah. Dalam waktu dekat, promosi akan menggunakan go business
Lingkungan kampus memang menjadi tempat pilihan bagi mahasiswa memasarkan dagangan mereka. Seperti yang dilakukan dua mahasiswa jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan Bandung, R. Mustika Indah dan Asti Mustika Darmawanti.
Sejak enam bulan yang lalu, tepatnya pada Desember 2016, Indah dan Asti menjadi populer di kampusnya. Produk yang mereka namai Yo Lamp ternyata banyak disukai. Yo Lamp adalah produk olahan yang berbahan dasar tepung tapioka dan susu. Penikmat Yo Lamp menyebutnya dengan BOSU (bola susu) karenanya bentuknya yang bundar seperti bola.
Indah mengakui sebelum bola susu, mereka ingin membuat produk olahan berbahan susu lainnya, namun niat itu urung karena ditemukan banyak kendala. “Kami juga sempat untuk bisnis makanan ringan lain seperti keripik dan makaroni, namun teman-teman kampus sudah banyak berbisnis itu. Sampai akhirnya kami flashback ke jajanan jaman kecil, yang enak, mudah dan disukai banyak orang. Disitulah kami terpikir untuk membuat bola susu,” ungkap Indah.
Keinginan Indah dan Asti membuat bolu susu tak lain tujuannya ingin mempunyai uang lebih. “Malu minta uang ke orang tua untuk keperluan pribadi. Karena kami sudah bersahabat selama 3 tahun, tidak ada kesulitan untuk menyamakan misi dan visi,” tambah Asti.
Dari namanya sudah bisa ditebak, Yo Lamp berbentuk botol lampu. Menurut Indah, kemasan yang berbentuk botol lampu menjadi unik dan menarik, yang masih jarang ditemui untuk kemasan produk. Hampir rata-rata konsumen tertarik membeli produk dengan melihat kemasan atau bentuk wadah dari produk tersebut.
Yo Lamp sendiri awalnya merek yoghurt yang pernah dibuat oleh Indah dan Asti. Namun, karena ada kendala di bisnis yoghurt, Indah dan Asti membuat produk lain tapi masih berbahan susu. “Karena nama Yo Lamp sudah banyak dikenal, kami pun tidak mengubah nama untuk produk selanjutnya yakni bola susu. Kami hanya mengubah isinya saja dari konsep sebelumnya,” papar Asti.
Asti menjelaskan, bola susu yang dibuat bisa disebut ‘kue permen’ karena teksturnya yang lembut dan tidak keras seperti permen kebanyakan, sehingga memudahkan siapapun untuk memakannya. “Bisa diemut seperti permen, bisa juga digigit seperti kue,” tambahnya.
Bola susu terdiri dari tujuh rasa, antara lain original, stroberi, jeruk, cokelat, green tea, vanilla dan melon yang dikemas dalam satu kemasan dalam berbagai rasa. “Namun rasa cokelat dan green tea paling banyak peminatnya, tak jarang konsumen memesan bola susu hanya satu rasa dalam satu kemasan,” ucapnya.
Untuk harganya, ungkap Asti, relatif murah. Untuk bola susu rasa mix dibanderol dengan harga Rp 13 ribu per kemasan (240 gram), Rp 14 ribu untuk bola susu rasa cokelat dan Rp 15 ribu untuk bola susu rasa green tea.
Dari harga yang ditawarkan, menurut Asti, ia dan rekannya tidak mengambil untung yang banyak karena bisnis yang dijalani sangat baru. Ia mengaku, omset dalam 6 bulan terakhir kurang lebih sebesar Rp 5,5 juta. Meski kecil, ia suka menjalani bisnis ini, karena mampu menghasilkan uang sendiri.
Sejak berdiri, bola susu diperkenalkan di lingkungan kampus. Lambat laun, penikmat bola susu makin banyak dan menyebar. Bahkan tidak sedikit yang ingin menjadi reseller. “Alhamdulillah respon konsumen sangat baik, dan tidak terpikir untuk mempunyai reseller dari berbagai wilayah untuk produk yang baru berjalan 6 bulan ini,” ucap Indah.
Cakupannya masih Jawa Barat, tapi peminat sudah mulai banyak dari Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. “Ini karena selain informasi dari mulut ke mulut, kami mulai mempromosikan bola susu melalui media sosial seperti Instagram. Media sosial memang sangat membantu untuk promosi produk kami,” sebut Asti.
Melalui Instagram (@yo.lamp), sambung Indah, customer dan reseller akan terjaring lebih luas lagi. “Untuk outlet, kami tidak ada dan hanya melayani secara online. Kami hanya menggunakan reseller sebagai suplier yang menjual produk kami agar dapat dikenal banyak orang. Dan dalam waktu dekat, promosi akan menggunakan go business yakni aplikasi bisnis yang disediakan Google untuk menjaring konsumen lebih luas lagi,” terangnya.
Selengkapnya baca di majalah TROBOS Livestock Edisi 213/Juni 2017
Tepung tapioka, vanili bubuk, daun pandan, susu bubuk (dancow 3-4bks), sisa susu bubuk buat taburan, SKM, air panas, Pewarna makanan (biru, ungu, merah, kuning & hijau)
Laporan Projek Kelompok 2 Bola Susu