Celana Katun Wanita
Pengaruh pH asam alami
Di sisi lain, dikutip dari Kompas.com (30/12/2022), dokter spesialis Obgyn di University of Chicago Medicine, Jennifer Paul mengatakan, keputihan dapat menyebabkan perubahan warna pada celana dalam wanita.
Menurutnya, cairan keputihan yang menimbulkan bercak pada celana dalam adalah wajar dan normal.
“Asam cairan dapat memudarkan warna pakaian, tetapi penting untuk diingat bahwa itu adalah cairan yang normal dan sehat untuk vagina Anda,” ujar Paul.
Terkait perubahan warna pada celana dalam itu, Paul memastikan hal tersebut dipengaruhi sifat asam dari keputihan itu sendiri.
Sifat asam dapat berinteraksi dengan pewarna di pakaian dalam dan menyebabkan noda serta bisa menyebabkan celana dalam cepat bolong atau rusak.
Sementara itu, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di NYU Langone Health di New York City, Taraneh Shirazian mengatakan, untuk mengetahui tingkat keasaman suatu zat, bisa dengan melihat skala pH.
Untuk air murni memiliki pH normal, yakni 7. Sedangkan zat yang bersifat asam memiliki skala pH kurang dari 7.
Shirazian menyampaikan, kisaran pH normal vagina berada di antara 3,5 dan 4,5. Hal itu lah yang membuat cairan yang keluar dari vagina bersifat asam.
Baca juga: Ramuan Herbal yang Bisa Mengatasi Keputihan, Apa Saja?
SENANDIKA.REPUBLIKA.CO.ID —Sering kali wanita menemukan cairan atau noda yang menguning di bagian tengah celana dalam mereka. Tenang, tidak ada alasan untuk panik.
Kondisi itu bisa dikarenakan keputihan, atau cairan vagina yang dapat berubah warna di celana dalam. Keputihan seperti itu adalah kejadian normal dan sehat di tubuh wanita. Hal itu sebenarnya merupakan cara tubuh membersihkan dan melindungi vagina dari infeksi maupun organisme berbahaya lainnya.
“Namun, penting untuk dipahami bahwa keputihan dapat bervariasi dalam tekstur, konsistensi, dan warna, tergantung pada faktor-faktor seperti siklus menstruasi, perubahan hormonal, dan infeksi,” ujar Dr Chandrika Anand, Konsultan Obstetri & Ginekologi, Fortis Hospitals, Nagarbhavi, dikutip dari Indian Express, Kamis (4/5/2023).
Senada, Dr Amina Khalid, seorang dokter kandungan-ginekolog menyebut bahwa banyak dari wanita yang mungkin telah memperhatikan bahwa celana dalam mereka berubah warna di area selangkangan. Ini kemungkinan besar terlihat pada pakaian dalam berwarna gelap seperti hitam atau biru tua.
“Tapi jangan khawatir. Itu sangat normal,” tulis dia di Instagram.
Tetapi mengapa itu bisa terjadi?
Menurut Dr Anand, vagina yang sehat memiliki nilai pH alami antara 3,8 dan 4,5, yang artinya sebagian besar bersifat asam. Vagina memiliki bakteri baik yang disebut lactobacilli, untuk menjaganya tetap sehat dengan mempertahankan tingkat keasaman yang optimal dan mencegah bakteri jahat penyebab infeksi.
Keputihan umumnya meningkat saat wanita berovulasi, serta selama kehamilan. Saat cairan ini terkena udara, dapat menyebabkan noda kuning atau oranye pada pakaian dalam akibat oksidasi.
Meskipun tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, wanita bisa mencoba metode berikut untuk menghindari perubahan warna:
* Anda dapat mencoba memilih celana dalam berwarna terang pada hari-hari di mana keputihan biasanya lebih banyak, sehingga tidak terlalu terlihat nantinya.
*Anda bisa menggunakan panty liner yang bisa menyerap kotoran dan mencegahnya menodai celana dalam.
*Usahakan untuk menggunakan celana dalam katun sebanyak mungkin, karena dapat mencegah kelembapan terperangkap dan mencegah infeksi.
*Namun, jika Anda melihat gejala keputihan yang tidak normal seperti bau busuk atau warna yang tidak normal, sebaiknya konsultasikan dengan ahli kesehatan.
Dr Ritu Sethi, Direktur, Klinik Spesialis Aura, Gurgaon dan Konsultan Senior Cloud Nine Hospital, Gurgaon, mengatakan keputihan yang tidak normal, bagaimanapun, dapat menjadi tanda infeksi atau kondisi yang mendasarinya. Perubahan warna keputihan dapat menjadi penyebab atau petunjuk tentang hal yang menyebabkan masalah.
Beberapa tanda yang harus diwaspadai dalam hal perubahan warna yang tidak normal akibat keputihan antara lain:
* Keputihan kuning atau hijau: Ini bisa menjadi tanda infeksi bakteri, seperti vaginosis bakteri atau trikomoniasis.
* Keputihan abu-abu: Ini juga bisa menjadi tanda vaginosis bakteri.
* Keputihan: Keputihan yang kental, putih, seperti keju cottage bisa menjadi tanda infeksi jamur.
* Keputihan berwarna coklat atau berdarah: Ini bisa menjadi tanda bercak atau perdarahan menstruasi, tetapi juga dapat menunjukkan masalah lebih serius, seperti kanker serviks atau kehamilan ektopik.
* Kotoran berbusa: Ini bisa menjadi tanda trikomoniasis.
Bagi kita para wanita pastinya pernah mengalami yang namanya keputihan. Keputihan sendiri itu apa sih sebenarnya? Dikutip dari Clarin Hayes, keputihan adalah keluarnya cairan apapun dari jalan lahir atau vagina selain darah. Keputihan sendiri dibagi menjadi 2, normal (fisiologis) dan tidak normal (patologis).
Bagaimana kita mengetahui keputihan kita normal atau tidak normal?
Ciri-ciri keputihan normal adalah cairan encer, tidak berbau, tidak berwarna, tidak gatal, dan jumlahnya sedikit. Biasanya terjadi pada masa-masa menjelang haid, ibu hamil, stress, konsumsi obat-obatan, dan rangsangan seksual.
Sedangkan keputihan tidak normal adalah cairan yang terjadi akibat reaksi tubuh terhadap luka, dimana luka ini bisa disebabkan oleh mikroorganisme. Cirinya bergumpal-gumpal, dan bewarna putih susu, encer berwarna hijau dan berbau anyir, warna abu-abu dan berbau amis. Keputihan tidak normal ini juga bisa disebabkan karena stres,dan memiliki kadar gula tinggi.
Jika seorang terkena keputihan dan tidak segera diobati maka lambat laun akan terjadi penumpukan kerak pada rahim (Keputihan – Rumah Sakit UNS, n.d). Hal ini bisa menjadi penyebab beberapa penyakit, seperti kanker, infeksi, radang bahkan menghalangi pembuahan karena terjadi penyumbatan. Segera konsultasikan ke dokter apabila dirasakan mulai ada keluhan keputihan yang abnormal. Jenis pengobatan keputihan sangat bergantung dari penyebab keputihan yang terjadi.
Pengobatan keputihan pada wanita akan berbeda-beda tergantung jenisnya. Untuk keputihan yang tergolong normal, anda tidak perlu melakukan tindakan medis. Anda cukup menjaga kebersihan organ kewanitaan secara rutin dan membersihkan lendir atau cairan yang keluar. Sedangkan, untuk keputihan yang tergolong tidak normal perlu dilakukan tindakan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Obat keputihan wanita yang akan diberikan dokter meliputi:
Obat anti jamur diberikan untuk mengatasi keputihan akibat infeksi jamur. Obat anti jamur tersedia dalam bentuk krim atau gel. Untuk penggunaannya, anda cukup mengoleskan obat tersebut ke bagian dalam vagina. Obat anti jamur yang biasa diberikan antara lain clotrimazole dan miconazole.
Obat antibiotik digunakan untuk mengatasi keputihan yang disebabkan oleh bakteri. Obat antibiotik tersedia dalam bentuk pil yang diminum atau krim oles. Obat yang diberikan seperti clindamycin.
3. Obat metronidazole atau nidazole
Pemberian obat metronidazole atau tinidazole jika keputihan yang dialami disebabkan oleh trikomoniasis.
Selain dengan obat dokter, pengobatan untuk mengatasi keputihan juga bisa dilakukan menggunakan obat tradisional.
Keputihan dapat dihindari dengan berbagai cara, antara lain menghindari stress dan selalu menjaga kesehatan area genitalia kewanitaan dengan cara membersihkan vagina secara teratur. Selain itu, bersihkan vagina dari arah depan ke belakang untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina. Menggunakan pakaian dalam dari bahan katun yang lembut, sering mengganti pembalut saat menstruasi, menghindari pemakaian panty liner apabila tidak diperlukan, akan sangat membantu meminimalkan munculnya keluhan keputihan patologis.
Lalu bagaimana cara membersihkan celana dalam yang terkena keputihan?
Nah tips nya adalah sebagai berikut:
Keputihan – Rumah Sakit UNS (no date). Available at: https://rs.uns.ac.id/keputihan/ (Accessed: 25 June 2022).
Mencegah dan Mengobati Keputihan? Begini Caranya! (no date). Available at: https://ciputrahospital.com/cara-mencegah-dan-mengobati-keputihan/ (Accessed: 25 June 2022).
Penulis: Galuh Shalwa Rojabi (Airlangga Nursing Journalist)Editor: Lailatul Yusnida (Airlangga Nursing Journalist)
Belanja di App banyak untungnya:
KOMPAS.com - Unggahan yang menyebutkan bahwa keputihan bisa menyebabkan celana dalam (CD) bolong ramai di media sosial.
Unggahan tersebut dimuat melalui akun media sosial X (Twitter) @ohmybeautybank, Minggu (26/11/2023).
Dalam unggahan, terdapat foto celana dalam yang tampak robek di bagian tengahnya dengan serat kainnya yang tak beraturan.
"CW / / CD bolong struggle banget sama keputihan pasti bikin celana bolong, tapi sekarang udah engga," tulis pengunggah.
Unggahan tersebut menarik perhatian banyak warganet. Beberapa mengungkapkan hal yang sama dengan pengunggah.
"Ituu reall sih emg, dulu aku jugaa ngalamin krn cdnya tipis, akhirnya cobaa cd modelan gini awett, bahannya lebi tebel tp tetep adem krn katun strechy," tulis akun @hooplaa_.
"CD ku yang bahannya tipis juga gitu nder. Kalo tebel mah engga," tulis akun @deaystna.
Hingga Senin (27/11/2023) siang, unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 497.000 kali dan mendapatkan lebih dari 130 komentar dari warganet.
Lantas, benarkan keputihan bisa menyebabkan celana dalam bolong?
Baca juga: Lucinta Luna Mengaku Keputihan dan Menstruasi Usai Operasi Rahim, Apa Bisa?
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka, Wawang Sukarya mengatakan, belum ada penelitian yang menunjukkan celana dalam jadi rentan sobek karena keputihan, meski beberapa orang sering mengaitkan celana dalam yang bolong atau sobek dengan tingkat keasaman pada keputihan wanita.
"Kadar pH normal vagina cenderung ada antara 3.8-4.5. Bila keluar cairan bening, encer, tidak berbau, tidak menimbulkan gatal itu normal terjadi," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (27/11/2023).
"Misalnya, ketika wanita mau menstruasi atau ketika wanita sedang terangsang (untuk melumasi vagina)," lanjutnya.
Baca juga: Muncul Keputihan Saat Beraktivitas, Apakah Sah untuk Shalat?
pH sendiri adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan, termasuk keputihan.
"Bila suasana vagina atau keputihan terlalu asam, maka akan timbul jamur candidiasis. Namun, bila terlalu basa timbul bacteria vaginosis," jelas Wawang.
Menurutnya, celana dalam yang robek bisa disebabkan karena bahannya yang terlalu tipis dan akibat terlalu sering dicuci.
Baca juga: 7 Penyebab Keputihan, akibat Infeksi hingga Tekanan Kerja